Jumat, 27 November 2015



Senja Yang Usang

Tatapan mataku kosong
Pucat pasi menatap selembar mega di atas sana
Ingin ku ulas senyum sekali lagi
Dan kutanamkan rasa rindu tak bertepi

Senjaku tak lagi indah
Lusuh bersama kemarau yang tak sudah
Bagaimana akan kulukiskan tawaku
Sementara bibir ini terkunci 

Ibarat cerita tanpa pemeran utama
Yaa ... kamu terlanjur jadi semestaku
Bintang inspirasiku ...
Dan alasanku disini

Sekarang ...
Ku tanggalkan s'mua puisi
Dalam cerita senja
Biarlah malam kan mengubur kisah itu

Kemudian pagi pun memaksakan kaki ini 'tuk beranjak
Dan bila pun senja tiba ...
Biarlah menjadi serpihan-serpihan cerita lalu
Yang tak perlu aku bingkai

Mungkin telah sampai batasku 
Berada di senja ini
Akan kutapaki kembali jalanku
Berliku penuh simponi




Kamis, 26 November 2015



LEMBARAN KENANGAN;
IBU AKU RINDU


Tujuh tahun t'lah berlalu
Hari ini tepat kepergianmu
Waktu menyisakan kepedihan
Menimpakan hening pada air mataku
Menyelubungkan duka pada doa-doaku

Membuka lembaran ingatan tentangmu
Memeluk bayangmu kala kurindu
Ibu ... kaulah cahaya hidupku
Di kala gelap menjelma
Engkau-lah pelitaku

Kasih sayangmu masih begitu nyata
Memanjakan kembali episode-episode lama
Kenangan tentangmu; aku s'lalu rindu
Membuatku ingin sekali memutar waktu 
Memelukmu 'tuk yang terakhir kalinya



Rabu, 25 November 2015




HUJAN DI PAGI HARI

Mentari terbangun dari tidurnya
Terselimuti awan gelap
Pagi yang kelabu
Gerimis yang tak kunjung usai
Bersama rintiknya; dingin merasuk

Pagi kali ini berbeda
Aku sendiri terdiam terpaku
Sepi mencekam bosan
Entah apa yang harus kulakukan
Hanya suara hujan kerap terdengar

Dinginnya membunuh pori-pori kulitku
Diri ini enggan beranjak
Masih menjadi beku yang tak hangat
Aku rindu Cahayamu; mentariku
Dimanakah dirimu?

Merambah mencari celah
Terasa nyaman hingga ku tertidur
Berbalut selimut menghangat raga
Hingga dinginpun bosan dan beranjak
Berharap mentari berseri dengan sinarnya








Di rimbunan +ILaLang maya
Meliuk melambaikan berjuta aksara
Menyapa jiwa-jiwa yang letih
Setelah seharian terinjak tersisih
Terabaikan dari teriknya matahari
Dan ...
Saat senja menjelang
Aku berkaca pada hamparan air
Aku melihat diriku
Memang sebuah +ILaLang ...
Yaah ... +ILaLang ...





Tawa dan canda terdengar lepas 
Tangis pun mengalir pilu 
Beban itu, bukan apa-apa 
Selagi bisa kita berbagi dalam suka dan sedih

Hidup adalah jalan panjang yang harus engkau lewati
Menapak, melangkah dan melintasi batas usiamu
Gulir waktu mengantarkan engkau dalam nyata
Lihat dan rasakan,hitam putih, pahit manis kehidupan

Tiara
Banyak diantara lebar langkah kakimu
Duri-duri tajam siap melukaimu
Kerikil-kerikil liar yang kan menggelincirkanmu
Kau pun harus lihat, lubang garang didepanmu
Menjegal, menjatuhkanmu setiap waktu

Namun ...
Jalan yang engkau lalui kan membawamu mengerti
Arti dan jawaban yang kini tengah engkau cari
Engkau akan tahu, apa itu hidup dan kehidupan 

Tiara
Bukan aku menggurui 
Ini pesan dari keinginan yang memberimu kekuatan
Untukmu , aku hanya punya do'a dan harapan 






Teman tapi Cinta

Hari demi hari ku jalani denganmu
Semakin jelas kurasakan
Ada rasa yang berkecamuk dalam dada
Melekat erat di kisi-kisi hati

Engkau temanku ...
Teman suka dukaku
Denganmu aku mampu tertawakan ombak
Yang coba menerjang karang
Menangisi kepergian senja pada peraduannya

Dirimu yang s'lalu temani hari-hari
Membius sadarku
Entahlah, aku mengartikannya
Salahkah apa yang aku rasa?

Bias sinar mataku, takkan mampu untuk membohongimu
Bias hatiku, tak mampu untuk mengelabuhimu
Dalam diamku, aku sangat mengagumi sosokmu
Dalam sepiku, aku melihat dirimu

Hanyalah malam ...
Yang menjawab keresahan tanyaku
Mungkinkah ada cinta diantara kita?
Rinduku memeluk erat bayangmu, kala kau tak di sisiku

Walau sebatas khayalanku belaka
Sungguh jiwaku tak mampu menolaknya
Begitu besar rasa ini, menghipnotis asa
Haruskah ... haruskah aku lari darimu?

Tetaplah ada! temanku ...
Isi kekosongan waktuku melintasi hari
Dan biarkan aku menjadi alasanmu untuk bahagia
Agar cinta datang karena telah biasa, pabila ada!




















by. Eva & Iwan


Rindu adalah ketiadaan penghuni dalam ruang antara taman hati dan semesta pikirqu, 


yang ada hanya jejak-jejak mu.






Kemanakah jiwa harus pergi
Meninggalkan hari yang egois
Berkelumit dengan indahnya dunia fana
Tertawa terbahak melihatnya
Tangisan rintih jiwa menjalaninya
Apakah s'mua itu buah dari sebuah mimpi?
Apakah s'mua yang kulalui ini hanya sebuah ilusi?
Mimpi ...
Pantaskah meratapi sebuah mimpi?
Kekosongan yang belum sempat dijalani
Namun akhirnya ...
Satu hal yang aku sadari
Jiwa dicipta bukan untuk bermimpi
Jiwa dicipta untuk mengejar mimpi
Membuat sebuah ilusi mempunyai arti


Ayoooo ... kejarlah mimpimu!





#HAIKU  


Kembali aku

Mengejakan Rinduku


Di ujung senja








#HAIKU  MENTARI


Di Sabtu pagi

Hadir, warnai hari


Hangatkan jiwa







Cinta yang Hilang

Jauh ...
Terbentang kian membias dalam sunyi
Sepertinya kian ku sadari arti dirinya
Jejak yang ku cari pudar di wajahnya 
T'lah ku ulang genangan duka di semua makna
Yang terucap disemua bayangan

Ku yakin kau angin ...
menerbangkan kepahitan di semua dahaga
Menuju laut biru ...
Membentangkan ombak-ombak kebisuan
Arus yang bermuara di sudut hati ini
Menjelma menjadi untaian hasrat yang membeku

Sebuah perasaan kini ...
Berontak untuk bilang cinta
Pelangi yang kau tebar kemarin
Memudar seiring luka yang kau tancapkan
Kau ... menyakitiku
Sakit ...






HUJAN

Hujan
Kapan berhenti?
Aku rindu senyuman pelangi
Hujan dan petang
Berpelukan di beranda malam
Hening di sekitar
Sepi ... senyap ...
Sesekali terdengar suara halilintar
Di sambut kilauan petir
Suasana s'makin mencekam
Diri ini enggan beranjak
Sembunyi di balik selimut






Satu drama yang tak kunjung usai
Berabad-abad lamanya
Di fiksinya kehidupan
Dalam sebuah narasi tebal

Mereka adalah bagian dari hidupmu
Hadir mengalir dalam alunan waktu
Tiada mungkin dapat kau pisahkan
Walau mereka sering menenggelamkanmu

Terperangkap dalam KEMUNAFIKAN







Sepagi ini ...
Rindu datang dibawa dinginnya angin
Menyapa lirih secangkir teh yang baru saja terseduh
Yang kuaduk searah jarum jam
Dan kepulan asap tipis yang menghilang perlahan
Menggoda diri ini untuk meneguknya

Kebersamaan
T'lah kita lewati bersama
Meski kita tidak saling tahu
Tapi tidak menyurutkan kita untuk tidak saling bertegursapa
Di sini ...
Dalam hitungan hari kita bertemu
Dalam goresan pena kita berbagi
Semua begitu indah
Persahabatan yang indah

Secangkir Teh buat SAHABAT








Termenung dalam rindu
Malam ini duka tanpa warna
Hitam tanpa cahaya bintang
Sepi tanpa sajak sunyi
Tanpa hangat dan tanpa hadirmu
Aku menjadi kosong
Jiwaku terbawa hembusan angin
Mencari dan mencari ...
Dimana? ... bisikku
Kuputar kembali memory
Sayup sayup kuingat kembali kisahku
Dengan seuntai senandung rindu
Diantara rintihan sang kalbu
Sejuta lembar bayangmu
Merebut tiap hempasan nafasku

Rindu ini masih milikmu



Beranda maya ...
Disini kita dipertemukan
Tanpa bersua muka
Jari jemari kita menjadi saksi
Menggoreskan kata-kata hati
Tentang persahabatan maya

Beranda maya ...
Di ruangan ini kita saling berbagi kisah
Entah itu duka, suka, canda
Jarak bukanlah penghalang
Untuk kita saling bertegursapa disini
Semoga persahabatan ini kekal









Kisah Senja

Senja di pantai syahdu
Desiran angin membelai dan merayu
Deburan ombak memecah keheningan
Kutatap angan jauh memandang
Terpaut akan satu bayangan

Bayangan wajah yang kian pudar
Membias bersama perginya senja
Kini ...
Hanya denting dawai gitar temani diri
Seakan wakili hati dalam rindu merintih

Kidung rindu pun berdendang
Lagu asmara lantunkan irama cinta
Melepas rindu yang kian menyiksa
Kutitipkan asaku pada senja 

Biar bayu bisikkan sebait doa
Kunanti embun pagi selimuti sukma
Hangat penuh gairah membara
Inginkan dua hati menyatu dalam gelora
Berteman senja yang tak pernah ingkar janji; setia






Wahai keresahan jiwa ...
Dimanakah keheninganmu?
Dimana dirimu yang sebenarnya?
Kau api yang belum padam
Kan ku lempar ini semua pergi saja biar puas,
Wahai jiwaku ...
Jangan kau isi keegoisanmu,
Apa yang ku dapat hanya kepanasan yang membara
Menyendiri di keramaian
Tanpa suara yang terucap
Tanpa kata yang keluar
Tak terbaca ...



#AAaaaarrrrgggghhhhh  









Ketika alunan angin menghembus kencang

Daun daun itu terluka 

Daun daunnya berguguran 

Terkulai tanpa berkesudahan 

Memohon kepada Pemilik takdir 

Agar jangan berguguran sebelum musimnya 




special for Tiara



KENANGAN

Kau datang secepat kilat menyala 
Kau pergi seperti bayangan yang lenyap 
Saat kisah itu harus berhenti 
Harus berakhir dan menghilang 
Meninggalkan berjuta kesan dan pesan 
Menggugah rasa yang terdalam 
Kisah yang pernah indah itu 
Walaupun pergi meninggalkan luka 
Akan menjadi sebuah kenangan 
Kenangan terindah 
Dalam kenangan kurasakan bahagia 
Ku merasa, kenangan itu melekat di hati 
Meski waktu terus berjalan 
Ku tetap berada dalam masa lalu